RSS

ANALISIS BISNIS "TAMAN WISATA TARU JURUK"


ANALISIS BISNIS "TAMAN WISATA TARU JURUK"


MANAGEMENT COMPETITION 2014
HMJ MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET


Disusun Oleh:
KETUA TIM                      : MAYA TAMI ARIYATI
ANGGOTA TIM                : AZKA AMRI NASHUCHA
: SRI WAHYUNI



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
PEMBAHASAN
A. PROFIL SINGKAT PERUSAHAAN........................................................... 1
B. TUJUAN ANALISIS....................................................................................... 2
C. MANFAAT ANALISIS................................................................................... 2
D. KERANGKA BERPIKIR.............................................................................. 3
E. ANALISIS BISNIS........................................................................................... 4
     1. Analisis Lingkungan Sosial.......................................................................... 4
     2. Analisis Lingkungan Tugas......................................................................... 5
     3. Analisis Struktur........................................................................................... 5
     4. Analisis Budaya............................................................................................ 7
     5. Analisis Sumber Daya.................................................................................. 8
F.PENUTUP
     1. Simpulan dan Rekomendasi........................................................................ 12
G.LAMPIRAN...................................................................................................... 17


  1.   PROFIL SINGKAT PERUSAHAAN

Nama Bisnis
Taman Satwa Taru Juruk (TSTJ)
Bentuk Perusahaan
Perusahaan Daerah
Pendiri
Sri Sultan Pakubuwono X
Tanggal Berdiri
17 juli 1901
Lokasi
Jalan Ir. Juanda
Historis Singkat
Berawal berbentuk taman kerajaan yang kemudian menjadi kebun binatang umum ketika dipindahkan kenthingan.
Luas
139.100 M2 (13,9 Ha)
Batas
Sebelah Timur : Sungai Bengawan Solo
Sebelah Selatan : Jl. Ir. Sutami yang merupakan jalur lalu lintas utama
Sebelah Barat : Jl. KH. Maskur
dan Sebelah Utara : Jl. Ki Hajar Dewantoro
Bidang Usaha
 (1) Menyelenggarakan konservasi Sumber Daya Alam (flora dan fauna) dan lingkungan hidup;
 (2) Edukasi;
(3) Sosial dan Budaya;
(4) Jasa-jasa Hiburan dan Kepariwisataan
Tujuan
Menjadi sarana konservasi flora dan fauna; edukasi; pengembangan aspek sosial, budaya, hiburan, kepariwisataan dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah ( PAD ).
Visi
“Mewujudkan Perusahaan dan Taman Wisata berunsur Konservasi Fauna, Flora, dan Lingkungan, Edukasi, Budaya, Jasa Hiburan dan Kepariwisataan; yang Berkualitas, Berdaya Saing, Bermanfaat dan Bernilai Ekonomis Tinggi”.
Misi
1. Menyediakan Taman Satwa yang berkualitas sebagai Lembaga Konservasi untuk pelestarian, pengembangbiakan terkontrol dan/ atau penyelamatan tumbuhan dan satwa dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya; sebagai tempat pendidikan, peragaan, penitipan sementara, sumber indukan dan cadangan genetik untuk mendukung populasi in-situ, sarana rekreasi yang sehat serta penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Menyediakan Wahana Rekreasi Edukatif, Wahana Rekreasi Hiburan/ Wahana Permainan dan Jasa Kepariwisataan yang memiliki daya tarik, nilai ekonomis, dan kemanfaatan untuk edukasi, sosial dan budaya;
3. Mewujudkan Manajemen dan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas, dengan Ditopang oleh Penerapan Tata Pengelolaan Taman Satwa, Kualitas Pelayanan (Quality Service), Sistem Manajemen dan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance).
4. Mengembangkan Kerjasama/ Kemitraan untuk Revitalisasi dan Inovasi Taman Wisata, Program Konservasi Fauna dan Flora serta pengembangan Bidang Usaha;
5. Melaksanakan Promosi dan Pemasaran yang efektif.


B.     TUJUAN ANALISIS
Secara umum tujuan analisa ini yaitu :
1.        Untuk menganalisis perkembangan manajemen Taman Satwa Taru Jurug, dari kondisi permulaan berdiri sampai terbentuknya menejemen baru (Perusahaan Daerah TSTJ) .
2.        Untuk menganaliasis pengaruh Lingkungan sosial dan Lingkungan Tugas, terhadap prospek kemajuan Bina Satwa Taru Jurug.
3.        Untuk menganaliasis struktur budaya sumber daya, terhadap prospek kemajuan Bina Satwa Taru Jurug.
4.        Untuk Meberikan alternatif Treatmen Manajemen terhadap prospek kemajuan Bina Satwa Taru Jurug.

C.       MANFAAT ANALISIS
1.    Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana informasi untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang pengamatan lingkungan eksternal dan internal TSTJ Yaitu Lingkungan eksternal meliputi lingkungan sosial dan Lingkungan Tugas, adapun lingkungan internal meliputi struktur, Budaya, Sumber Daya.


2.      Manfaat Praktis
Dengan adanya analisis tentang pengamatan lingkungan eksternal dan internal TSTJ Yaitu Lingkungan eksternal meliputi lingkungan sosial dan Lingkungan Tugas, adapun lingkungan internal meliputi struktur, Budaya, Sumber Daya, maka akan diketahui Kondisi Bisnis secara keseluruhan dan untuk selanjutnya digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Sekaligus sebagai saran dan masukan kepada Perusahaan Daerah TSTJ dalam hal pemerhatian kondisi bisnis untuk prospek kemajuan bisnis TSTJ kedepan.
D.      KERANGKA BERPIKIR
Dalam analisis ini, Secara garis besar kerangka pikir Analisis Bisnis Tim kami adalah:



 Adapun dalam analisis kami menggunakan metode analisis diskriptif dengan proses pengumpulan data yang diperlukan dalam pembahasan ini melalui dua tahap, yaitu:
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data sekunder dari perusahaan, landasan teori dan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini dengan cara dokumentasi. Studi dilakukan antara lain dengan mengumpulkan data yang bersumber dari literatur – literatur, yang ada hubungannya dengan objek analisis . Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai case yang sedang dibahas.

2. Studi Lapangan (Field Research)
Dalam analisis ini tim mengumpulkan data yang diperlukan dengan cara melakukan pengamatan langsung pada perusahaan daerah TSTJ yang bersangkutan, baik melalui observasi, maupun wawancara dengan pegawai TSTJ.
E.                    ANALISIS BISNIS
1.                                                         Analisis Lingkungan Sosial
Dalam analisis lingkungan kami mengangkat pentingnya untuk analisis lingkungan guna memprediksi atau untuk melihat kondisi kekinian masyrakat solo yang merupakan pengunjung potensial dari taman wisata taru juruk. Penduduk solo yang seiring dengan perubahan zaman mulai melakukan transisi dari yang kental dengan budaya kraton yang sarat dengan filsafat sedikit demi sedikit tergantikan dengan budaya urban yang minimalis dan modern. Hal demikian dapat dilihat dengan pesatnya perkembangan kota dari mall hingga hotel yang berada disolo yang menurut koran solopos mencapai 180 % untuk hotel berbintang dan 10% untuk hotel tidak berbintang.
Di tengah-tengah revolusi perubahan kehidupan masyarakat secara umum yang mengubah konsep paling mendasar tentang hidup, waktu, komunikasi, teknologi, perilaku sosial dan kesadaran moral seperti sekarang ini, masyarakat Solo-pun akan mempersiapkan diri untuk siap dan melakukan aktualisasi diri terhadap tempat-tempat baru. Masyarakat berusaha untuk menjadi pribadi yang efektif agar dapat hidup lebih nyaman dengan adanya perubahan. Kebutuhan akan orientasi baru ini terasa begitu kuat dan nyata, utamanya sejak segala bidang kehidupan penduduk bergerak sangat cepat sebagai implikasi pemanfaatan teknologi dan modernisasi dalam bidang-bidang kehidupan. Dengan demikian masyarakat Solo cenderung memilih tempat–tempat yang menjadikan simbol urban style sebagai destinasi wisatanya.
Masyarakat jawa dan khususnya solo yang biasa disuguhkan dengan pemaknaan simbol atau maskot yang di usung oleh tempat-tempat kunjungan, hal ini sebenarnya dapat memberikan udara segar untuk perkembangan taman wisata taru juruk yang perlu menobatkan maskot  TSTJ sebagai magnet pariwisata dan kekhasan yang menjadikan daya jual serta gengsi tersendiri bagi wisatawan yang mengunjunginya, dan kedepan TSTJ dapat menjadi identitas kota solo. Dimana pada saat ini ketika mendengar kata “Solo” para wisatawan akan mengidentikan dengan kota budaya, batik, hotel, mall dan Jokowinya, sayangnya belum tertarik dengan kota konservasi flora dan fauna.

Ketika melihat potensial pendukung untuk menjadikan Taman Safari Taru juruk memiliki maskot sebagai ciri khasnya kita memiliki kesempatan untuk meunjukan eksistensi pengembangan Taman Wisata Taru Juruk.
2.                                                    Analisis Lingkungan Tugas
Untuk memahami lingkungan tugas atau lingkungan kerja perusahaan , terdiri dari elemen-elemen atau kelompok yang secara langsung berpengaruh atau dipengaruhi oleh oprasi-oprasi utama organisasi. Yang tidak kalah penting adalah manajemen perlu memonitor dan memahami keinginan dari setiap kelompok pemegang saham dan kebutuhan perusahaan. Dari hasil pengamatan kelompok kami, Adapun steakholder yang dimiliki TSTJ yaitu :
a.        Manajemen perusahaan
b.       Pedagang di lokasi TSTJ
c.        Investor
d.      Wisatawan
e.       Pemprov Semarang
f.       Pemkot Surakarta
g.      Dinas Pariwisata
h.     Kementrian Pariwisata dan Ekonomi kreatif
i.       Kementrian lingkungan hidup
j.        Kementrian Kehutanan
k.      Media Patner (Koran, Majalah dsb)
l.        Kelompok budayawan
Kami memetakan menjadi dua kelompok yaitu:
1.        Kelompok yang mempengaruhi secara langsung terhadap kelangsungan organisasi dan perlu dibina hubunganya kembali meliputi Manajemen perusahaan, Investor, Wisatawan, Pemprov Semarang, Pemkot Surakarta, Dinas Pariwisata dan
2.        Kelompok yang dipengaruhi oleh kelangsungan organisasi diantaranya Pedagang di lokasi TSTJ Kementrian Pariwisata dan Ekonomi kreatif, Kementrian lingkungan hidup, Kementrian Kehutanan
3.        Analisis Struktur
Struktur adalah cara bagaimana perusahaan diorganisasikan yang berkenaan dengan komunikasi , wewenang dan arus kerja . Struktur disebut juga rantai perintah yang digambarkan secara grafis dengan menggunakan bagan organisasi.

Dari data yang kami peroleh adapun SDM yang menjalankan manajemen di TSTJ meliputi :
Organ Perusda



Direksi
Direktur Utama, Direktur Personalia, Direktur Administrasi dan Keuangan
3
S2 ( 1 orang) , S1 ( 2 orang)
Dewan Pengawas
Ketua, Anggota
3
Dokter Hewan, S1 ( 2 orang)

Jumlah
6

Pegawai



Knservasi Fauna
Kepala
1
Dokter Hewan

Staff, Pawang
18
1 Dokter Hewan
Tata Lingkungan & Flora
Kepala
1
Insinyur Pertanian

Kebersihan, Pertamanan, Pemeliharaan, Pembangunan
10


Satpam
9

Keuangan
Kepala
1
S1

Staf Akunting, Staf Keuangan, Pkc, Portir
10
S1 = 1 Orang
Administrasi
Sekretaris/ Staf Umum
1
S1

Staf Administrasi / Personalia
1
S1

Staf Pengadaan
1

Marketing
Staf Promosi & Usaha Wisata
2


Jumlah
55


Jumlah Total SDM
61


Dari jumlah SDM yang berjumlah 61 orang, 50% merupakan pegawai berusia diatas 50 tahun, dimana usia tersebut kurang produktif lagi untuk menjalankan organisasi tersebut. Meskipun terdapat beberapa tenaga ahli yang dipekerjakan sebagai pengambil keputusan, namun tenaga pendukung yang memiliki hasrat aktualisasi diri diperlukan untuk memnuhi kebutuhan dinamika keadaan dan persaingan wisata.
Berdasarkan analisa kami, komunikasi, wewenang dan arus kerja masih bersifat tradisional dimana perusahaan belum meiliki sistem informasi manajemen yang memadai, Mengingat bahwa TSTJ merupakan warisan dari kraton maka wewenang kerajaan masih berlaku di TSTJ, untuk hubungan dengan pegawai lain berdasarkan hubungan kekeluargaan, sehingga reword dan punisment terkait kinerja tidak efektif dijalankan.

Adapun visualisasi dari organisasi secara grafis adalah:

Dari gambar diatas kita dapat melihat formasi organinsasi TSTJ, dimana struktur tersebut telah mencangkup pengelolaan sampai dengan evaluasi dan pengendalian ditunjukan dengan adanya Direktur Oprasinal sebagai Pengemas Bisnis Jasa Wisata yang Konservatif dan menjual, dan Dewan Pengawas yang  mengevaluasi dan pengendalian.
Marketing yang terdiri dari dua orang pegawai non tenaga ahli, bukan menjadi kendala ketika mampu aktif menciptakan ruang marketing dengan teknologi kekinian, seperti yang kami ulas dalam analisis lingkungan sosial bahwa masyarakat cenderung mengalami perubahan mendasar dalam hidup yaitu penggunaan teknologi.  Marketing TSTJ yang berbasis teknologi yang ada sekarang adalah blog. Blog ini harapanya dapat menampung masukan dan saran yang kemudian diproses dan diangkat dalam rapat-rapat dalam pengembangan TSTJ
4.                                                                        Analisis Budaya
Analisis budaya adalah pola keyakinan, pengharapan dan nilai-nilai yang dibagikan oleh anggota organisasi. Norma-norma organisasi secara khusus memunculkan dan dapat mengidentifikasi perilaku yang dapat diterima dari menajer puncak sampai karyawan operatif.
Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Surakarta yang tak lain pindahan dari Taman Sriwedari (1983), bermula merupakan taman koleksi satwa-satwa kelangenan (kesukaan) raja yang sebutan “kebun rojo” tempat khusus keluarga raja, sebelum dibuka untuk umum. Didirikan oleh Sri Susuhan Pakubuwono X pada tanggal 20 dal 1381 atau tanggal 17 juli 1901 sehingga dapat dibilang merupakan kebun binatang tertua di Indonesia. Dari sinilah keyakinan bahwa masa kerja pegawai sama dengan ‘abdi dalem’, keputasan kraton masih dirasakan.

TSTJ dalam rekrutmen SDM belum menggunakan media patner atau masih bersifat man to man sehingga kemungkinan besar sebagaian besar pekerja adalah sanak keluarga dan teman sejawat. Sehingga signifikansi kinerja dari setiap pegawai baru tidak terlalu terpacu, ketika perusahaan didominasi beberapa anggota keluarga ataupun teman yang sama memiliki keuntungan dan kelemahan.
Keuntungan yang diperoleh diantaranya biaya rekruitmen rendah, tidak perlu penyesuaian kerja dalam waktu yang lama, pelatihan secara informal sehingga tidak mengeluarkan biaya. Sedangkan dampak negatifnya adalah organisasi bersifat tertutup sehingga stagnanisasi perkembangan organisasi, penolakan terhadap perubahan.
5.         Analisis Sumber Daya
Sumber Daya adalah aset yang merupakan bahan baku bagi produk organisasi. Aset itu meriputi keahlian orang, kemampuan dan bakat manajerial, seperti aset keuangan dan fasilitas perusahaan dalam wilayah fungsional. Tim kami mencoba menguraikan Sumber Daya dari TSTJ dalam beberapa topik diantaranya:
1.             Sumber Daya Manusia
Sempat diulas dalam analisis struktur bahwa TSTJ memiliki Sumber Daya Manusia yang dikelola oleh beberapa tenaga ahli dalam kehewanan yaitu dokter hewan dan insinyur pertanian guna menangani konservasi flora dan fauna. Sedangkan dalam keuangan, administrasi terdapat lulusan strata satu dan belum pada marketing.
2.             Lokasi dan Produk
Sedangkan potensi pengembangan sumber daya TSTJ bermula pada lokasi. Letak geografis sangat mempengaruhi kelangsungan perusahaan, dari data yang ada secara Geografis, TSTJ terletak di gerbang timur Kota Surakarta. Depan Taman Satwa Taru Jurug yaitu Jalan Ir. Juanda dilalui transportasi umum antar daerah (Bali/ Surabaya/ Blitar/ Malang/ Kediri/ Madiun-Solo-Yogyakarta, Solo-Sragena, Solo Karanganyar) dan dalam kota. Taman Satwa Taru Jurug berdekatan dengan lingkungan akademik di Kota Surakarta yaitu: Universitas Sebelas Maret (UNS), Sekolah Tinggi Seni Indonesia (ISI), Universitas Surakarta (UNSA), Akademi Sekretaris dan Manajemen Indonesia (ASMI), Solo Techno Park, dan kawasan Pergudangan Pedaringan.
Kelebihanya adalah diapit perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa mencapai ribuan yang berasal dari nusantara, TSTJ dapat menjadikan mahasiswa sebagai pasar khusus dan wahana promosi apabila berhasil maka TSTJ akan pesat perkembangannya. Karena umumnya mahasiswa perantauan akan kembali ketempat asal dan menbagikan pengalaman hidup di Solo atau dalam istilah manajemen adalah positive mouth, sehingga TSTJ menjadi bagian dari pengalaman yang baik maka TSTJ akan direkomendasikan menjadi
tempat wisata yang menarik di Solo dari satu pelanggan ke yang lain dan dalam jumlah ribuan hal ini lebih efektif, tanpa harus mengeluarkan biaya promosi luar kota.
Taman Satwa Taru Jurug bersebelahan langsung dengan Sungai Bengawan Solo yang sangat tersohor. Kondisi alam TSTJ digambarkan memiliki kondisi tanah yang berkontur dengan kemiringan antara 5% sampai 30%. Jenis tanah di TSTJ termasuk alluvium dengan kondisi cukup stabil. Kedalaman air tanah 16 – 28 meter. Di Taman Satwa Taru Jurug terdapat ribuan Flora, berupa pohon-pohon pelindung dengan ketinggian 30 sampai 60 meter, jenis tumbuhan antara lain: cemara, trembesi, johar, asam dan jenis tumbuhan tropis lainnya.
Taman Satwa Taru Jurug mempunyai luas 139.100 M2 (13,9 Ha), yang dibatasi oleh : Sebelah Timur : Sungai Bengawan Solo; Sebelah Selatan : Jl. Ir. Sutami yang merupakan jalur lalu lintas utama ; Sebelah Barat : Jl. KH. Maskur; dan Sebelah Utara : Jl. Ki Hajar Dewantoro.
Jika ditilik dari tata letak TSTJ cukup strategis karena berada di sisi jalan antar provinsi dan dekat dengan berbagai taman pendidikan. Dengan media transportasi yang lengkap tentunya memudahkan pengunjung untuk menyambangi TSTJ dengan biaya yang relatif murah. Lebih menarik lagi TSTJ juga dilewati bus kebanggan kota Solo yakni Batik Solo Trans serta TSTJ menjadi tempat pilihan untuk transit bus tingkat Werkudara. Namun, dari berbagai media transportasi yang menarik tersebut sangat disayangkan karena tidak mengangkat TSTJ sebagai icon destinasi yang membanggakan. Sehingga lambat laun TSTJ mulai terabaikan. Dari hal ini dirasa perlu untuk mengangkat kembali TSTJ sebagai destinasi utama yang menarik.
Banyaknya pengunjung dipengaruhi dari berbagai faktor, yakni : Produk, Pelayanan dan Fasilitas. Dimana dari pengelolaan 3 hal tersebut mampu untuk menarik banyaknya pengunjung dan mengembangkan TSTJ.
Untuk produk, TSTJ menawarkan berbagai macam koleksi flora dan fauna yang jarang dipunyai kebun binatang lain, adapun TSTJ juga menyandang gelar sebagai lembaga konservatif, yaitu lembaga yang resmi di tentukan oleh menteri kehutanan sebagai wadah pelestarian flora dan fauna yang terancam punah. Sehingga secara tidak
langsung menambah minat para pengunjung unutk belajar mengenahi flora dan fsauna secara detail.
Untuk pelayanan, dimulai dari awal datang sambutan penjaga parkir kemudian masuk tempat loket dan mulai masuk kebun binatang dan sampai pulang kembali, menurut kami setelah survey tanggal 20 September 2014 kemarin sudah cukup memuaskan. Namun perlu ditingkatkan kembali untuk pemberian informasi lebih aktif yaitu dengan menyediakan denah lokasi maupun papan informasi yang lebih layak.
Dari sisi fasilitas, menurut pengamatan kami masih sangat kurang dan sebagian yang tersedia juga sudah perlu direvitalisasi/ diperbaiki. Karena fasilitas adalah bagian terpenting untuk menarik minat pengunjung, khalayak menjadi hal terpenting untuk memperbaiki fasilitas dahulu agar dapat menjadi penarik minat pengunjung dan investor.
Dari pengamatan yang kami lakukan dan wawancara dengan Bp. Nono selaku kabag. Promosi TSTJ, diperoleh data dengan jumlah pengunjung/ wisatawan sejak tahun tahun 2009 sebanyak 319.983 orang, tahun 2010 sebanyak 324.420 orang, tahun 2011 sebanyak 312.939 orang, tahun 2012 sebanyak 337.117 orang.
3.             Sarana dan Prasarana
Sarana prasaran merupakan salah satu faktor penarik minat pengunjung, TSTJ memiliki beberapa wahana antara lain naik gajah, naik unta, naik kuda, perahu keliling danau, flying fox, dan playground untuk anak – anak. Dari beberapa wahana tersebut sebagian dikenai biaya sebesar Rp.10.000,. tentunya merupakan harga terjangkau dalam area tempat pariwisata.
Namun, setelah melihat secara langsung paska survey tanggal 20 september 2014, menurut kami sangat disayangkan karena banyak sekali sarana prasarana yang tidak terawat, berbagai tempat fasilitas umum seperti tempat peristirahatan, toilet, taman bermain dan tempat duduk untuk para pengunjung banyak yang rusak dan sudah kurang layak pakai, ini menyebabkan pengunjung menjadi kurang nyaman dan peluang pegunjung untuk kembali lagi ke TSTJ minim.

Untuk koleksi satwa dari data yang kami terima, (data per 10 Januari 2014 sebanyak 55 jenis dan 293 ekor termasuk satwa dilindungi) dan Flora (149 jenis). Kondisi secara umum baik namun masih dapat di kembangkan lagi dari segi perbaikan dan dekorasi kandang hewan, pemanfaatan ulang akuarium air tawar, penamaan indonesia dan latin pepohonan / flora yang dilindungi.
 Adapun Produk Jasa yang disajikan oleh TSTJ daiantaranya:
a.         Kebun Binatang
b.        Atraksi Satwa : Harimau, & Orangutan
c.          Memberi Pakan Satwa
d.         Wahana Permainan :
1. Bebek Air, Flying Fox, Mini Train, Istana
2. Naik : Gajah, Unta, Bendi.
Taman Satwa Taru Jurug mempunyai peran melaksanakan konservasi, pelestarian keanekaagaman satwa, rekreasi alam, dan mempertahankan daerah resapan air. Agar Taman Satwa Taru Jurug dapat melaksanakan fungsinya sebagaimana mestinya, maka pendanaan atau keuangan menjadi hal yang sangat penting. Apabila keuangan minim, maka kegiatan pengelolaan  pun akan terhambat.
4.                                  Keuangan dan Promosi
Taman Satwa Taru Jurug merupakan perusahaan daerah, sehingga sumber keuangan dapat diperoleh dari pemerintah daerah provinsi yang ditetapkan dalam APBD. Oleh karena itu, harus ada perhatian dan komunikasi yang baik antara pemerintah daerah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dengan pihak pengelola TSTJ. Selain itu, sumber keuangan yang diperoleh dapat juga berasal dari investasi.
Rendahnya presentase minat investor besar untuk berinvestasi di Surakarta menjadi tantangan bagi Pemprov, Pemkot, dan pengelola untuk menarik minat para investor.  Dalam menarik minat investor agar bersedia menginvestasikan uangnya, maka strategi dan konsep pengelolaan yang ditawarkan kepada para investor harus menarik, meyakinkan, dan menguntungkan pihak-pihak yang terkait. Selain itu, peningkatan promosi investasi dan pemaksimalan tempat wisata dengan dukungan masyarakat lokal juga diperlukan dalam menarik minat para investor. Peningkatan promosi investasi dapat dilakukan dengan melakukan promosi pemasaran yang menarik dan intensif serta memaksilmalkan penggunaan media iklan, baik cetak
maupun elektronik serta media social yang ada. Selain itu, inovasi acara atau event  yang telah ada perlu di kembangkan lagi sangat juga diperlukan.
F.                      PENUTUP
Simpulan dan Rekomendasi
Dari uraian analisis diatas kami menyimpulkan dengan beberapa bagian yang kemudian merekomendasikan problem solving yakni :
1.                                        Lingkungan sosial
Di tengah-tengah revolusi sosial masyarakat secara umum yang mengubah konsep paling mendasar tentang hidup, waktu, komunikasi, teknologi, perilaku sosial dan kesadaran moral seperti sekarang ini, masyarakat Solo-pun akan mempersiapkan diri untuk siap dan melakukan aktualisasi diri terhadap tempat-tempat baru.
Masyarakat berusaha untuk menjadi pribadi yang efektif agar dapat hidup lebih nyaman dengan adanya perubahan. Faktanya masyarakat Solo cenderung memilih tempat–tempat yang menjadikan simbol urban style sebagai destinasi wisatanya.
Masyarakat Solo dalam 5 tahun terakhir sering disuguhkan dengan simbol atau maskot khas kota, yakni Solo diangkat dengan identik kota budaya, kota batik, kereta uap Jaladara, bus tingkat werkudara dan bahkan sosok yang menjadi bintang media yaitu Jokowi.
Dalam hal ini, adalah kesempatan emas untuk TSTJ mengangkat citranya dengan menjadi salah satu simbolis kota Solo. Jadi apabila ada wisatawan mendengar istilah “Solo” maka selain beberapa kata diatas, TSTJ juga termasuk khas kota Solo. Maka dari itu perlu hubungan yang haromis antara pihak pemkot dan TSTJ untuk bekerjasama demi kemajuan TSTJ dan kota Solo.
2.    Struktur SDM
Dari jumlah SDM yang berjumlah 61 orang, 50% merupakan pegawai berusia diatas 50 tahun, dimana usia tersebut kurang produktif lagi untuk menjalankan organisasi tersebut. Meskipun terdapat beberapa tenaga ahli yang dipekerjakan sebagai pengambil keputusan, namun tenaga pendukung yang memiliki hasrat aktualisasi diri diperlukan untuk memnuhi kebutuhan dinamika keadaan dan persaingan wisata.
Berdasarkan analisa kami, komunikasi, wewenang dan arus kerja masih bersifat tradisional dimana perusahaan belum meiliki sistem informasi manajemen yang memadai. Yakni hirarki informasi dari hulu ke hilir masih belum sistematis, transapransi informasi dan
pemahaman karyawan perlu pembenahan agar resiko miss comunication jarang terjadi dan dari bagian hilir memahami bagaimana tujuan dan makhsut dirut dan direksi.
3.    Budaya Organisasi
TSTJ dalam rekrutmen SDM belum menggunakan media patner atau masih bersifat man to man sehingga kemungkinan besar sebagaian pekerja adalah sanak keluarga dan teman sejawat. Sehingga signifikansi kinerja dari setiap pegawai baru tidak terlalu terpacu, ketika perusahaan didominasi beberapa anggota keluarga ataupun teman yang sama memiliki zona kenyamanan yang tinggi.
Dalam hal Ini berakibat organisasi bersifat tertutup sehingga stagnasi perkembangan organisasi, penolakan terhadap perubahan kemajuan sering terjadi. Dalam istilah jawanya “sak madyo wae” jadi tidak ada greget untuk melangkah lebih maju dan penetapan target yang jelas terhadap perkembangan perusahaan dalam kurun waktu yang ditentukan.
4.    Sumber Daya
Jika ditilik dari tata letak TSTJ cukup strategis karena berada di sisi jalan antar provinsi dan dekat dengan berbagai taman pendidikan. Dengan media transportasi yang lengkap tentunya memudahkan pengunjung untuk menyambangi TSTJ dengan biaya yang relatif murah. Lebih menarik lagi TSTJ juga dilewati bus kebanggan kota Solo yakni Batik Solo Trans serta TSTJ menjadi tempat pilihan untuk transit bus tingkat Werkudara. Namun, dari berbagai media transportasi yang menarik tersebut sangat disayangkan karena tidak mengangkat TSTJ sebagai icon destinasi yang membanggakan. Sehingga lambat laun TSTJ mulai terabaikan. Dari hal ini dirasa perlu untuk mengangkat kembali TSTJ sebagai destinasi utama yang menarik.
Adapun Produk Jasa yang disajikan oleh TSTJ daiantaranya:
a.    Kebun Binatang
b.    Atraksi Satwa : Harimau, & Orangutan
c.     Memberi Pakan Satwa
d.    Wahana Permainan :
1. Bebek Air, Flying Fox, Mini Train, Istana
2. Naik : Gajah, Unta, Bendi.

Namun, setelah melihat secara langsung paska survey tanggal 20 september 2014, menurut kami sangat disayangkan karena banyak sekali sarana prasarana yang tidak terawat, berbagai tempat fasilitas umum seperti tempat peristirahatan, toilet, taman bermain dan tempat duduk untuk para pengunjung banyak yang rusak dan sudah kurang layak pakai, ini menyebabkan pengunjung menjadi kurang nyaman dan peluang pegunjung untuk kembali lagi ke TSTJ minim.
Maka perlu adanya revitalisasi infrastruktur terutama pada fasilitas umum dan pembenahan kembali terhadap keamanan kandang-kandang satwa agar pengunjung merasa nyaman dan aman. Secara tidak langsung, ini memberikan citra positive TSTJ dan menarik minat investor.
a.    Pendanaan dan promosi
Promosi menjadi peran penting dalam kemajuan perusahaan, karena dengan promosi yang berhasil perusahaan akan berkembang secara pesat.
1)      Model Investasi yang ditawarkan dengan pihak investor adalah :
Jumlah kebutuhan meliputi perbaikan, pengembangan, dan promosi yang ada sebesar 100 %. Dalam alokasi Investasi 100 % tersebut,tidak keseluruhan berupa uang pendanaan perusahaan namun 30 % berupa penyediaan tenaga ahli dan promosi, 15 % Tim Pelaksana Khusus Pengembangan dan Pelatihan Manajemen dan 55 % investasi berupa dana untuk kemajuan TSTJ.
Hal ini digunakan untuk menjaga kepercayaan investor dan timbal balik antara pihak perusahaan TSTJ dengan pihak ketiga, dan kegiatan investasi dapat menguntungkan kedua belah pihak karena terjadi kontrol dari pihak investor melalui kinerja dan laporan progress report tenaga ahli dan tim khusus yang disediakan. Sedangkan bagi TSTJ juga dapat mengontrol investor berupa keberadaan tenaga ahli dan tim khusus investor yang bekerja secara langsung.
2)      Promosi
a.    Bekerja sama dengan media partner
Pemaksimalan kegiatan promosi dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan media partner seperti Koran, majalah, baliho, media sosial, dan lain-lain. Selain itu, peningkatan kuantitas dalam promosi juga harus dilakukan agar penginformasian kepada calon pengunjung tidak terhambat.


b.   
Tenaga Ahli
Pekerjaan yang dilakukan harus sesuai dengan kemampuan dan keterampilan individu yang bersangkutan. Dalam arti, untuk melakukan pemasaran diperlukan tenaga ahli yang memang mumpuni dalam bidang marketing dan menguasai pemasaran berbasis teknologi.
c.    Pemasaran melalui mahasiswa
Pihak pengelola TSTJ dapat melakukan kerjasama dengan para mahasiswa, khususnya mahasiswa area Solo Raya untuk melakukan promosi. Apalagi pengunjung potensial dari mahasiswa di area Solo Raya sangat besar.  Pemasaran seperti ini bisa menjadi salah satu alternatif pemasaran yang efektif.
d.   Fam Trip
Agen travel mempunyai peran dalam meningkatkan kuantitas pengunjung Taman Satwa Taru Jurug. Pihak pengelola TSTJ dapat bekerjasama dengan agen travel dari luar kota yang perjalanan wisata mereka melewati TSTJ. Atau, antara pengelola TSTJ dengan agen travel dapat bekerja sama untuk membuat paket kunjungan khusus ke TSTJ.
e.    Duta Lingkungan Hidup
Taman Satwa Taru Jurug merupakan salah satu kebun binatang yang menyandang gelar sebagai lembaga konservasi. Dengan demikian, maka perlu bekerjasama dengan duta lingkungan hidup untuk membantu penggalakan konservasi hewan dan tumbuhan serta berperan dalam promosi TSTJ.
f.     Duta Pariwisata
Sama halnya dengan adanya duta lingkungan hidup, duta pariwisata , putra dan putri solo juga diperlukan untuk berperan dalam promosi dan dapat menjadi salah satu kegiatan yang akan menarik perhatian masyarakat.
g.    Tren Gerakan 1 Juta Jempol untuk TSTJ
Gerakan 1 Juta Jempol untuk TSTJ ini dapat dilakukan melalui Facebook, Twitter, atau dengan menggelar kegiatan khusus pengumpulan tanda tangan di area terbuka.



Semoga Analisis bisnis kami mengenai Persahaan Daerah TSTJ dapat menjadi gambaran pencapaian TSTJ saat ini, dan kedepan TSTJ dapat berkembang dan mampu menjadi leader dalam perhimpunan kebun binatang se-Indonesia, serta TSTJ mampu menjadi maskot salah satu destinasi andalan kota Solo. Mengenai tanggapan analisis ini dapat dikirim kepada tim kami melalui surel mt.aryati@


gmail.com



G.    LAMPIRAN


Kondisi hewan ditaman TSTJ yang kurang baik

Kondisi Flora dan sungai TSTJ sekarang

0 komentar:

Posting Komentar