ANALISIS BISNIS "TAMAN WISATA TARU JURUK"
MANAGEMENT COMPETITION 2014
HMJ MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Disusun Oleh:
KETUA TIM :
MAYA TAMI ARIYATI
ANGGOTA TIM : AZKA AMRI NASHUCHA
: SRI WAHYUNI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
PEMBAHASAN
A. PROFIL SINGKAT
PERUSAHAAN........................................................... 1
B. TUJUAN ANALISIS....................................................................................... 2
C. MANFAAT ANALISIS................................................................................... 2
D. KERANGKA BERPIKIR.............................................................................. 3
E. ANALISIS BISNIS........................................................................................... 4
1. Analisis Lingkungan Sosial.......................................................................... 4
2.
Analisis Lingkungan Tugas......................................................................... 5
3.
Analisis Struktur........................................................................................... 5
4. Analisis Budaya............................................................................................ 7
5. Analisis Sumber Daya.................................................................................. 8
F.PENUTUP
1. Simpulan dan Rekomendasi........................................................................ 12
G.LAMPIRAN...................................................................................................... 17
- PROFIL SINGKAT PERUSAHAAN
Nama Bisnis
|
Taman Satwa Taru Juruk (TSTJ)
|
Bentuk Perusahaan
|
Perusahaan Daerah
|
Pendiri
|
Sri Sultan Pakubuwono X
|
Tanggal Berdiri
|
17 juli 1901
|
Lokasi
|
Jalan
Ir. Juanda
|
Historis Singkat
|
Berawal berbentuk taman kerajaan yang kemudian menjadi kebun
binatang umum ketika dipindahkan kenthingan.
|
Luas
|
139.100 M2 (13,9 Ha)
|
Batas
|
Sebelah Timur : Sungai Bengawan Solo
Sebelah Selatan : Jl. Ir. Sutami yang merupakan jalur lalu
lintas utama
Sebelah Barat : Jl. KH. Maskur
dan
Sebelah Utara : Jl. Ki Hajar Dewantoro
|
Bidang
Usaha
|
(1) Menyelenggarakan
konservasi Sumber Daya Alam (flora dan fauna) dan lingkungan hidup;
(2) Edukasi;
(3) Sosial dan Budaya;
(4) Jasa-jasa Hiburan dan Kepariwisataan
|
Tujuan
|
Menjadi sarana konservasi flora dan fauna;
edukasi; pengembangan aspek sosial, budaya, hiburan, kepariwisataan dan
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah ( PAD ).
|
Visi
|
“Mewujudkan Perusahaan dan Taman Wisata
berunsur Konservasi Fauna, Flora,
dan Lingkungan, Edukasi, Budaya, Jasa Hiburan dan Kepariwisataan; yang
Berkualitas, Berdaya Saing, Bermanfaat dan Bernilai Ekonomis Tinggi”.
|
Misi
|
1. Menyediakan Taman Satwa yang berkualitas sebagai Lembaga
Konservasi untuk pelestarian, pengembangbiakan terkontrol dan/ atau
penyelamatan tumbuhan dan satwa dengan tetap mempertahankan kemurnian
jenisnya; sebagai tempat pendidikan, peragaan, penitipan sementara, sumber
indukan dan cadangan genetik untuk mendukung populasi in-situ, sarana
rekreasi yang sehat serta penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
2.
Menyediakan Wahana Rekreasi Edukatif, Wahana Rekreasi Hiburan/ Wahana
Permainan dan Jasa Kepariwisataan yang memiliki daya tarik, nilai ekonomis,
dan kemanfaatan untuk edukasi, sosial dan budaya;
3.
Mewujudkan Manajemen dan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas, dengan
Ditopang oleh Penerapan Tata Pengelolaan Taman Satwa, Kualitas Pelayanan (Quality
Service), Sistem Manajemen dan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good
Corporate Governance).
4.
Mengembangkan Kerjasama/ Kemitraan untuk Revitalisasi dan Inovasi Taman
Wisata, Program Konservasi Fauna dan Flora serta pengembangan Bidang Usaha;
5. Melaksanakan Promosi dan Pemasaran yang efektif.
|
B.
TUJUAN ANALISIS
Secara umum tujuan analisa ini yaitu :
1.
Untuk menganalisis perkembangan manajemen Taman
Satwa Taru Jurug, dari kondisi permulaan berdiri sampai terbentuknya menejemen
baru (Perusahaan Daerah TSTJ) .
2.
Untuk menganaliasis pengaruh Lingkungan sosial
dan Lingkungan Tugas, terhadap prospek kemajuan Bina Satwa Taru Jurug.
3.
Untuk menganaliasis struktur budaya sumber daya,
terhadap prospek kemajuan Bina Satwa Taru Jurug.
4.
Untuk Meberikan alternatif Treatmen Manajemen
terhadap prospek kemajuan Bina Satwa Taru Jurug.
C.
MANFAAT ANALISIS
1.
Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana informasi untuk
meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang pengamatan lingkungan eksternal
dan internal TSTJ Yaitu Lingkungan eksternal meliputi lingkungan sosial dan
Lingkungan Tugas, adapun lingkungan internal meliputi struktur, Budaya, Sumber
Daya.
2.
Manfaat Praktis
Dengan adanya analisis
tentang pengamatan lingkungan eksternal dan internal TSTJ Yaitu Lingkungan
eksternal meliputi lingkungan sosial dan Lingkungan Tugas, adapun lingkungan
internal meliputi struktur, Budaya, Sumber Daya, maka akan diketahui Kondisi Bisnis
secara keseluruhan dan untuk selanjutnya digunakan sebagai salah satu dasar
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Sekaligus sebagai saran dan masukan
kepada Perusahaan Daerah TSTJ dalam hal pemerhatian kondisi bisnis untuk
prospek kemajuan bisnis TSTJ kedepan.
D.
KERANGKA BERPIKIR
Dalam
analisis ini, Secara garis besar kerangka pikir Analisis Bisnis Tim kami
adalah:
Adapun dalam analisis kami menggunakan metode
analisis diskriptif dengan proses pengumpulan data yang diperlukan dalam
pembahasan ini melalui dua tahap, yaitu:
1. Studi Kepustakaan (Library
Research)
Studi kepustakaan digunakan
untuk mengumpulkan data sekunder dari perusahaan, landasan teori dan informasi
yang berkaitan dengan penelitian ini dengan cara dokumentasi. Studi dilakukan
antara lain dengan mengumpulkan data yang bersumber dari literatur – literatur,
yang ada hubungannya dengan objek analisis . Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai case
yang sedang dibahas.
2. Studi Lapangan (Field
Research)
Dalam
analisis ini tim mengumpulkan data yang diperlukan dengan cara melakukan
pengamatan langsung pada perusahaan daerah TSTJ yang bersangkutan, baik melalui
observasi, maupun wawancara dengan pegawai TSTJ.
E.
ANALISIS BISNIS
1.
Analisis Lingkungan Sosial
Dalam
analisis lingkungan kami mengangkat pentingnya untuk analisis lingkungan guna
memprediksi atau untuk melihat kondisi kekinian masyrakat solo yang merupakan
pengunjung potensial dari taman wisata taru juruk. Penduduk solo yang seiring
dengan perubahan zaman mulai melakukan transisi dari yang kental dengan budaya
kraton yang sarat dengan filsafat sedikit demi sedikit tergantikan dengan
budaya urban yang minimalis dan modern. Hal demikian dapat dilihat dengan
pesatnya perkembangan kota dari mall hingga hotel yang berada disolo yang
menurut koran solopos mencapai 180 % untuk hotel berbintang dan 10% untuk hotel
tidak berbintang.
Di
tengah-tengah revolusi perubahan kehidupan masyarakat secara umum yang mengubah
konsep paling mendasar tentang hidup, waktu, komunikasi, teknologi, perilaku
sosial dan kesadaran moral seperti sekarang ini, masyarakat Solo-pun akan
mempersiapkan diri untuk siap dan melakukan aktualisasi diri terhadap
tempat-tempat baru. Masyarakat berusaha untuk menjadi pribadi yang efektif agar
dapat hidup lebih nyaman dengan adanya perubahan. Kebutuhan akan orientasi baru
ini terasa begitu kuat dan nyata, utamanya sejak segala bidang kehidupan
penduduk bergerak sangat cepat sebagai implikasi pemanfaatan teknologi dan
modernisasi dalam bidang-bidang kehidupan. Dengan
demikian masyarakat Solo cenderung memilih tempat–tempat yang menjadikan simbol
urban style sebagai destinasi
wisatanya.
Masyarakat jawa dan
khususnya solo yang biasa disuguhkan dengan pemaknaan simbol atau maskot yang
di usung oleh tempat-tempat kunjungan, hal ini sebenarnya dapat memberikan
udara segar untuk perkembangan taman wisata taru juruk yang perlu menobatkan
maskot TSTJ sebagai magnet pariwisata
dan kekhasan yang menjadikan daya jual serta gengsi tersendiri bagi wisatawan yang
mengunjunginya, dan kedepan TSTJ dapat menjadi identitas kota solo. Dimana pada
saat ini ketika mendengar kata “Solo” para wisatawan akan mengidentikan dengan
kota budaya, batik, hotel, mall dan Jokowinya, sayangnya belum tertarik dengan
kota konservasi flora dan fauna.
Ketika melihat potensial pendukung untuk menjadikan Taman Safari Taru juruk memiliki maskot sebagai ciri khasnya kita memiliki kesempatan untuk meunjukan eksistensi pengembangan Taman Wisata Taru Juruk.
2.
Analisis Lingkungan Tugas
Untuk memahami lingkungan tugas atau lingkungan kerja perusahaan ,
terdiri dari elemen-elemen atau kelompok yang secara langsung berpengaruh atau
dipengaruhi oleh oprasi-oprasi utama organisasi. Yang tidak kalah penting
adalah manajemen perlu memonitor dan memahami keinginan dari setiap kelompok
pemegang saham dan kebutuhan perusahaan. Dari hasil pengamatan kelompok kami,
Adapun steakholder yang dimiliki TSTJ
yaitu :
a.
Manajemen
perusahaan
b.
Pedagang di
lokasi TSTJ
c.
Investor
d.
Wisatawan
e.
Pemprov Semarang
f.
Pemkot Surakarta
g.
Dinas Pariwisata
h. Kementrian Pariwisata dan Ekonomi kreatif
i.
Kementrian lingkungan hidup
j.
Kementrian Kehutanan
k.
Media Patner (Koran, Majalah
dsb)
l.
Kelompok budayawan
Kami memetakan menjadi dua
kelompok yaitu:
1.
Kelompok yang mempengaruhi
secara langsung terhadap kelangsungan organisasi dan perlu dibina hubunganya
kembali meliputi Manajemen perusahaan, Investor, Wisatawan, Pemprov Semarang,
Pemkot Surakarta, Dinas Pariwisata dan
2.
Kelompok yang dipengaruhi
oleh kelangsungan organisasi diantaranya Pedagang di lokasi TSTJ Kementrian
Pariwisata dan Ekonomi kreatif, Kementrian lingkungan hidup, Kementrian
Kehutanan
3.
Analisis
Struktur
Struktur adalah cara bagaimana
perusahaan diorganisasikan yang berkenaan dengan komunikasi , wewenang dan arus
kerja . Struktur disebut juga rantai perintah yang digambarkan secara grafis
dengan menggunakan bagan organisasi.
Dari data yang kami peroleh adapun SDM yang menjalankan manajemen di TSTJ meliputi :
Organ Perusda
|
|
|
|
Direksi
|
Direktur Utama, Direktur Personalia,
Direktur Administrasi dan Keuangan
|
3
|
S2 ( 1 orang) , S1 ( 2 orang)
|
Dewan Pengawas
|
Ketua, Anggota
|
3
|
Dokter Hewan, S1 ( 2 orang)
|
|
Jumlah
|
6
|
|
Pegawai
|
|
|
|
Knservasi Fauna
|
Kepala
|
1
|
Dokter Hewan
|
|
Staff, Pawang
|
18
|
1 Dokter Hewan
|
Tata Lingkungan & Flora
|
Kepala
|
1
|
Insinyur Pertanian
|
|
Kebersihan, Pertamanan, Pemeliharaan,
Pembangunan
|
10
|
|
|
Satpam
|
9
|
|
Keuangan
|
Kepala
|
1
|
S1
|
|
Staf Akunting, Staf Keuangan, Pkc,
Portir
|
10
|
S1 = 1 Orang
|
Administrasi
|
Sekretaris/ Staf Umum
|
1
|
S1
|
|
Staf Administrasi / Personalia
|
1
|
S1
|
|
Staf Pengadaan
|
1
|
|
Marketing
|
Staf Promosi & Usaha Wisata
|
2
|
|
|
Jumlah
|
55
|
|
|
Jumlah Total SDM
|
61
|
|
Dari jumlah SDM yang berjumlah 61
orang, 50% merupakan pegawai berusia diatas 50 tahun, dimana usia tersebut
kurang produktif lagi untuk menjalankan organisasi tersebut. Meskipun terdapat
beberapa tenaga ahli yang dipekerjakan sebagai pengambil keputusan, namun
tenaga pendukung yang memiliki hasrat aktualisasi diri diperlukan untuk memnuhi
kebutuhan dinamika keadaan dan persaingan wisata.
Berdasarkan analisa kami,
komunikasi, wewenang dan arus kerja masih bersifat tradisional dimana
perusahaan belum meiliki sistem informasi manajemen yang memadai, Mengingat
bahwa TSTJ merupakan warisan dari kraton maka wewenang kerajaan masih berlaku
di TSTJ, untuk hubungan dengan pegawai lain berdasarkan hubungan kekeluargaan,
sehingga reword dan punisment terkait kinerja tidak efektif
dijalankan.
Adapun visualisasi dari organisasi secara grafis adalah:
Dari gambar diatas kita dapat
melihat formasi organinsasi TSTJ, dimana struktur tersebut telah mencangkup
pengelolaan sampai dengan evaluasi dan pengendalian ditunjukan dengan adanya
Direktur Oprasinal sebagai Pengemas Bisnis Jasa Wisata yang Konservatif dan
menjual, dan Dewan Pengawas yang
mengevaluasi dan pengendalian.
Marketing yang terdiri dari dua
orang pegawai non tenaga ahli, bukan menjadi kendala ketika mampu aktif
menciptakan ruang marketing dengan teknologi kekinian, seperti yang kami ulas
dalam analisis lingkungan sosial bahwa masyarakat cenderung mengalami perubahan
mendasar dalam hidup yaitu penggunaan teknologi. Marketing TSTJ yang berbasis teknologi yang
ada sekarang adalah blog. Blog ini harapanya dapat menampung masukan dan saran
yang kemudian diproses dan diangkat dalam rapat-rapat dalam pengembangan TSTJ
4.
Analisis
Budaya
Analisis budaya adalah pola
keyakinan, pengharapan dan nilai-nilai yang dibagikan oleh anggota organisasi.
Norma-norma organisasi secara khusus memunculkan dan dapat mengidentifikasi
perilaku yang dapat diterima dari menajer puncak sampai karyawan operatif.
Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ)
Surakarta yang tak lain pindahan dari Taman Sriwedari (1983), bermula merupakan
taman koleksi satwa-satwa kelangenan (kesukaan) raja yang sebutan “kebun rojo”
tempat khusus keluarga raja, sebelum dibuka untuk umum. Didirikan oleh Sri
Susuhan Pakubuwono X pada tanggal 20 dal 1381 atau tanggal 17 juli 1901
sehingga dapat dibilang merupakan kebun binatang tertua di Indonesia. Dari
sinilah keyakinan bahwa masa kerja pegawai sama dengan ‘abdi dalem’, keputasan
kraton masih dirasakan.
TSTJ dalam rekrutmen SDM belum menggunakan media patner atau masih bersifat man to man sehingga kemungkinan besar sebagaian besar pekerja adalah sanak keluarga dan teman sejawat. Sehingga signifikansi kinerja dari setiap pegawai baru tidak terlalu terpacu, ketika perusahaan didominasi beberapa anggota keluarga ataupun teman yang sama memiliki keuntungan dan kelemahan.
Keuntungan yang diperoleh
diantaranya biaya rekruitmen rendah, tidak perlu penyesuaian kerja dalam waktu
yang lama, pelatihan secara informal sehingga tidak mengeluarkan biaya.
Sedangkan dampak negatifnya adalah organisasi bersifat tertutup sehingga
stagnanisasi perkembangan organisasi, penolakan terhadap perubahan.
5.
Analisis
Sumber Daya
Sumber Daya adalah aset yang
merupakan bahan baku bagi produk organisasi. Aset itu meriputi keahlian orang,
kemampuan dan bakat manajerial, seperti aset keuangan dan fasilitas perusahaan
dalam wilayah fungsional. Tim kami mencoba menguraikan Sumber Daya dari TSTJ
dalam beberapa topik diantaranya:
1.
Sumber Daya Manusia
Sempat diulas dalam analisis
struktur bahwa TSTJ memiliki Sumber Daya Manusia yang dikelola oleh beberapa
tenaga ahli dalam kehewanan yaitu dokter hewan dan insinyur pertanian guna
menangani konservasi flora dan fauna. Sedangkan dalam keuangan, administrasi
terdapat lulusan strata satu dan belum pada marketing.
2.
Lokasi dan Produk
Sedangkan potensi pengembangan
sumber daya TSTJ bermula pada lokasi. Letak
geografis sangat mempengaruhi kelangsungan perusahaan, dari data yang ada
secara Geografis, TSTJ terletak di gerbang timur Kota Surakarta. Depan Taman
Satwa Taru Jurug yaitu Jalan Ir. Juanda dilalui transportasi umum antar daerah
(Bali/ Surabaya/ Blitar/ Malang/ Kediri/ Madiun-Solo-Yogyakarta, Solo-Sragena,
Solo Karanganyar) dan dalam kota. Taman Satwa Taru Jurug berdekatan dengan
lingkungan akademik di Kota Surakarta yaitu: Universitas Sebelas Maret (UNS),
Sekolah Tinggi Seni Indonesia (ISI), Universitas Surakarta (UNSA), Akademi
Sekretaris dan Manajemen Indonesia (ASMI), Solo Techno Park, dan kawasan
Pergudangan Pedaringan.
Kelebihanya
adalah diapit perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa mencapai ribuan yang
berasal dari nusantara, TSTJ dapat menjadikan mahasiswa sebagai pasar khusus
dan wahana promosi apabila berhasil maka TSTJ akan pesat perkembangannya.
Karena umumnya mahasiswa perantauan akan kembali ketempat asal dan menbagikan
pengalaman hidup di Solo atau dalam istilah manajemen adalah positive mouth, sehingga TSTJ menjadi
bagian dari pengalaman yang baik maka TSTJ akan direkomendasikan menjadi
tempat wisata yang menarik di Solo dari satu pelanggan ke yang lain dan dalam jumlah ribuan hal ini lebih efektif, tanpa harus mengeluarkan biaya promosi luar kota.
tempat wisata yang menarik di Solo dari satu pelanggan ke yang lain dan dalam jumlah ribuan hal ini lebih efektif, tanpa harus mengeluarkan biaya promosi luar kota.
Taman
Satwa Taru Jurug bersebelahan langsung dengan Sungai Bengawan Solo yang sangat
tersohor. Kondisi alam TSTJ digambarkan memiliki kondisi tanah yang berkontur
dengan kemiringan antara 5% sampai 30%. Jenis tanah di TSTJ termasuk alluvium
dengan kondisi cukup stabil. Kedalaman air tanah 16 – 28 meter. Di Taman Satwa
Taru Jurug terdapat ribuan Flora, berupa pohon-pohon pelindung dengan
ketinggian 30 sampai 60 meter, jenis tumbuhan antara lain: cemara, trembesi,
johar, asam dan jenis tumbuhan tropis lainnya.
Taman
Satwa Taru Jurug mempunyai luas 139.100 M2 (13,9 Ha), yang dibatasi oleh :
Sebelah Timur : Sungai Bengawan Solo; Sebelah Selatan : Jl. Ir. Sutami yang
merupakan jalur lalu lintas utama ; Sebelah Barat : Jl. KH. Maskur; dan Sebelah
Utara : Jl. Ki Hajar Dewantoro.
Jika
ditilik dari tata letak TSTJ cukup strategis karena berada di sisi jalan antar
provinsi dan dekat dengan berbagai taman pendidikan. Dengan media transportasi
yang lengkap tentunya memudahkan pengunjung untuk menyambangi TSTJ dengan biaya
yang relatif murah. Lebih menarik lagi TSTJ juga dilewati bus kebanggan kota
Solo yakni Batik Solo Trans serta TSTJ menjadi tempat pilihan untuk transit bus
tingkat Werkudara. Namun, dari berbagai media transportasi yang menarik
tersebut sangat disayangkan karena tidak mengangkat TSTJ sebagai icon destinasi yang membanggakan.
Sehingga lambat laun TSTJ mulai terabaikan. Dari hal ini dirasa perlu untuk
mengangkat kembali TSTJ sebagai destinasi utama yang menarik.
Banyaknya
pengunjung dipengaruhi dari berbagai faktor, yakni : Produk, Pelayanan dan
Fasilitas. Dimana dari pengelolaan 3 hal tersebut mampu untuk menarik banyaknya
pengunjung dan mengembangkan TSTJ.
Untuk
produk, TSTJ menawarkan berbagai macam koleksi flora dan fauna yang jarang
dipunyai kebun binatang lain, adapun TSTJ juga menyandang gelar sebagai lembaga
konservatif, yaitu lembaga yang resmi di tentukan oleh menteri kehutanan
sebagai wadah pelestarian flora dan fauna yang terancam punah. Sehingga secara
tidak
langsung menambah minat para pengunjung unutk belajar mengenahi flora dan fsauna secara detail.
langsung menambah minat para pengunjung unutk belajar mengenahi flora dan fsauna secara detail.
Untuk pelayanan, dimulai dari awal datang sambutan
penjaga parkir kemudian masuk tempat loket dan mulai masuk kebun binatang dan
sampai pulang kembali, menurut kami setelah survey tanggal 20 September 2014
kemarin sudah cukup memuaskan. Namun perlu ditingkatkan kembali untuk pemberian
informasi lebih aktif yaitu dengan menyediakan denah lokasi maupun papan
informasi yang lebih layak.
Dari sisi fasilitas, menurut pengamatan kami masih
sangat kurang dan sebagian yang tersedia juga sudah perlu direvitalisasi/
diperbaiki. Karena fasilitas adalah bagian terpenting untuk menarik minat
pengunjung, khalayak menjadi hal terpenting untuk memperbaiki fasilitas dahulu
agar dapat menjadi penarik minat pengunjung dan investor.
Dari pengamatan yang kami lakukan dan wawancara dengan
Bp. Nono selaku kabag. Promosi TSTJ, diperoleh data dengan jumlah pengunjung/
wisatawan sejak tahun tahun 2009 sebanyak 319.983 orang, tahun 2010 sebanyak
324.420 orang, tahun 2011 sebanyak 312.939 orang, tahun 2012 sebanyak 337.117
orang.
3.
Sarana dan Prasarana
Sarana prasaran merupakan salah satu faktor penarik
minat pengunjung, TSTJ memiliki beberapa wahana antara lain naik gajah, naik
unta, naik kuda, perahu keliling danau, flying fox, dan playground untuk anak –
anak. Dari beberapa wahana tersebut sebagian dikenai biaya sebesar Rp.10.000,.
tentunya merupakan harga terjangkau dalam area tempat pariwisata.
Namun, setelah melihat secara langsung paska survey
tanggal 20 september 2014, menurut kami sangat disayangkan karena banyak sekali
sarana prasarana yang tidak terawat, berbagai tempat fasilitas umum seperti
tempat peristirahatan, toilet, taman bermain dan tempat duduk untuk para
pengunjung banyak yang rusak dan sudah kurang layak pakai, ini menyebabkan
pengunjung menjadi kurang nyaman dan peluang pegunjung untuk kembali lagi ke
TSTJ minim.
Untuk koleksi satwa dari data yang kami terima, (data per 10 Januari 2014 sebanyak 55 jenis dan 293 ekor termasuk satwa dilindungi) dan Flora (149 jenis). Kondisi secara umum baik namun masih dapat di kembangkan lagi dari segi perbaikan dan dekorasi kandang hewan, pemanfaatan ulang akuarium air tawar, penamaan indonesia dan latin pepohonan / flora yang dilindungi.
Adapun Produk
Jasa yang disajikan oleh TSTJ daiantaranya:
a.
Kebun Binatang
b.
Atraksi Satwa : Harimau, & Orangutan
c.
Memberi
Pakan Satwa
d.
Wahana Permainan :
1.
Bebek Air, Flying Fox, Mini Train, Istana
2.
Naik : Gajah, Unta, Bendi.
Taman Satwa Taru Jurug mempunyai peran melaksanakan konservasi,
pelestarian keanekaagaman satwa, rekreasi alam, dan mempertahankan daerah resapan
air. Agar Taman Satwa Taru Jurug dapat melaksanakan fungsinya sebagaimana
mestinya, maka pendanaan atau keuangan menjadi hal yang sangat penting. Apabila
keuangan minim, maka kegiatan pengelolaan
pun akan terhambat.
4.
Keuangan dan Promosi
Taman Satwa Taru Jurug merupakan
perusahaan daerah, sehingga sumber keuangan dapat diperoleh dari pemerintah
daerah provinsi yang ditetapkan dalam APBD. Oleh karena itu, harus ada
perhatian dan komunikasi yang baik antara pemerintah daerah provinsi,
pemerintah kabupaten/kota, dengan pihak pengelola TSTJ. Selain itu, sumber
keuangan yang diperoleh dapat juga berasal dari investasi.
Rendahnya presentase minat investor
besar untuk berinvestasi di Surakarta menjadi tantangan bagi Pemprov, Pemkot,
dan pengelola untuk menarik minat para investor. Dalam menarik minat investor agar bersedia
menginvestasikan uangnya, maka strategi dan konsep pengelolaan yang ditawarkan
kepada para investor harus menarik, meyakinkan, dan menguntungkan pihak-pihak
yang terkait. Selain itu, peningkatan promosi investasi dan pemaksimalan tempat
wisata dengan dukungan masyarakat lokal juga diperlukan dalam menarik minat
para investor. Peningkatan promosi investasi dapat dilakukan dengan melakukan
promosi pemasaran yang menarik dan intensif serta memaksilmalkan penggunaan
media iklan, baik cetak
maupun elektronik serta media social yang ada. Selain itu, inovasi acara atau event yang telah ada perlu di kembangkan lagi sangat juga diperlukan.
maupun elektronik serta media social yang ada. Selain itu, inovasi acara atau event yang telah ada perlu di kembangkan lagi sangat juga diperlukan.
F.
PENUTUP
Simpulan
dan Rekomendasi
Dari uraian analisis diatas kami
menyimpulkan dengan beberapa bagian yang kemudian merekomendasikan problem solving yakni :
1.
Lingkungan
sosial
Di tengah-tengah revolusi sosial
masyarakat secara umum yang mengubah konsep paling mendasar tentang hidup,
waktu, komunikasi, teknologi, perilaku sosial dan kesadaran moral seperti
sekarang ini, masyarakat Solo-pun akan mempersiapkan diri untuk siap dan
melakukan aktualisasi diri terhadap tempat-tempat baru.
Masyarakat
berusaha untuk menjadi pribadi yang efektif agar dapat hidup lebih nyaman
dengan adanya perubahan. Faktanya masyarakat Solo
cenderung memilih tempat–tempat yang menjadikan simbol urban style sebagai destinasi wisatanya.
Masyarakat Solo dalam 5 tahun terakhir sering disuguhkan dengan
simbol atau maskot khas kota, yakni Solo diangkat dengan identik kota budaya,
kota batik, kereta uap Jaladara, bus tingkat werkudara dan bahkan sosok yang
menjadi bintang media yaitu Jokowi.
Dalam hal ini, adalah kesempatan emas untuk TSTJ mengangkat
citranya dengan menjadi salah satu simbolis kota Solo. Jadi apabila ada
wisatawan mendengar istilah “Solo” maka selain beberapa kata diatas, TSTJ juga
termasuk khas kota Solo. Maka dari itu perlu hubungan yang haromis antara pihak
pemkot dan TSTJ untuk bekerjasama demi kemajuan TSTJ dan kota Solo.
2. Struktur SDM
Dari
jumlah SDM yang berjumlah 61 orang, 50% merupakan pegawai berusia diatas 50
tahun, dimana usia tersebut kurang produktif lagi untuk menjalankan organisasi
tersebut. Meskipun terdapat beberapa tenaga ahli yang dipekerjakan sebagai
pengambil keputusan, namun tenaga pendukung yang memiliki hasrat aktualisasi
diri diperlukan untuk memnuhi kebutuhan dinamika keadaan dan persaingan wisata.
Berdasarkan
analisa kami, komunikasi, wewenang dan arus kerja masih bersifat tradisional
dimana perusahaan belum meiliki sistem informasi manajemen yang memadai. Yakni
hirarki informasi dari hulu ke hilir masih belum sistematis, transapransi
informasi dan
pemahaman karyawan perlu pembenahan agar resiko miss comunication jarang terjadi dan dari bagian hilir memahami bagaimana tujuan dan makhsut dirut dan direksi.
pemahaman karyawan perlu pembenahan agar resiko miss comunication jarang terjadi dan dari bagian hilir memahami bagaimana tujuan dan makhsut dirut dan direksi.
3.
Budaya
Organisasi
TSTJ
dalam rekrutmen SDM belum menggunakan media patner atau masih bersifat man to man sehingga kemungkinan besar
sebagaian pekerja adalah sanak keluarga dan teman sejawat. Sehingga signifikansi
kinerja dari setiap pegawai baru tidak terlalu terpacu, ketika perusahaan
didominasi beberapa anggota keluarga ataupun teman yang sama memiliki zona
kenyamanan yang tinggi.
Dalam
hal Ini berakibat organisasi bersifat tertutup sehingga stagnasi perkembangan
organisasi, penolakan terhadap perubahan kemajuan sering terjadi. Dalam istilah
jawanya “sak madyo wae” jadi tidak
ada greget untuk melangkah lebih maju dan penetapan target yang jelas terhadap
perkembangan perusahaan dalam kurun waktu yang ditentukan.
4.
Sumber
Daya
Jika
ditilik dari tata letak TSTJ cukup strategis karena berada di sisi jalan antar
provinsi dan dekat dengan berbagai taman pendidikan. Dengan media transportasi
yang lengkap tentunya memudahkan pengunjung untuk menyambangi TSTJ dengan biaya
yang relatif murah. Lebih menarik lagi TSTJ juga dilewati bus kebanggan kota
Solo yakni Batik Solo Trans serta TSTJ menjadi tempat pilihan untuk transit bus
tingkat Werkudara. Namun, dari berbagai media transportasi yang menarik
tersebut sangat disayangkan karena tidak mengangkat TSTJ sebagai icon destinasi yang membanggakan.
Sehingga lambat laun TSTJ mulai terabaikan. Dari hal ini dirasa perlu untuk
mengangkat kembali TSTJ sebagai destinasi utama yang menarik.
Adapun Produk Jasa yang disajikan oleh TSTJ daiantaranya:
a. Kebun
Binatang
b. Atraksi
Satwa : Harimau, & Orangutan
c. Memberi Pakan Satwa
d. Wahana Permainan :
1. Bebek Air, Flying
Fox, Mini Train, Istana
2. Naik : Gajah, Unta, Bendi.
Namun, setelah melihat secara langsung paska survey tanggal 20 september 2014, menurut kami sangat disayangkan karena banyak sekali sarana prasarana yang tidak terawat, berbagai tempat fasilitas umum seperti tempat peristirahatan, toilet, taman bermain dan tempat duduk untuk para pengunjung banyak yang rusak dan sudah kurang layak pakai, ini menyebabkan pengunjung menjadi kurang nyaman dan peluang pegunjung untuk kembali lagi ke TSTJ minim.
Maka perlu adanya revitalisasi infrastruktur terutama pada
fasilitas umum dan pembenahan kembali terhadap keamanan kandang-kandang satwa
agar pengunjung merasa nyaman dan aman. Secara tidak langsung, ini memberikan
citra positive TSTJ dan menarik minat investor.
a.
Pendanaan
dan promosi
Promosi menjadi peran penting dalam kemajuan perusahaan,
karena dengan promosi yang berhasil perusahaan akan berkembang secara pesat.
1) Model
Investasi yang ditawarkan dengan pihak investor adalah :
Jumlah kebutuhan meliputi perbaikan, pengembangan,
dan promosi yang ada sebesar 100 %. Dalam alokasi Investasi 100 % tersebut,tidak
keseluruhan berupa uang pendanaan perusahaan namun 30 % berupa penyediaan
tenaga ahli dan promosi, 15 % Tim Pelaksana Khusus Pengembangan dan Pelatihan
Manajemen dan 55 % investasi berupa dana untuk kemajuan TSTJ.
Hal ini digunakan untuk menjaga kepercayaan investor
dan timbal balik antara pihak perusahaan TSTJ dengan pihak ketiga, dan kegiatan
investasi dapat menguntungkan kedua belah pihak karena terjadi kontrol dari
pihak investor melalui kinerja dan laporan progress
report tenaga ahli dan tim khusus yang disediakan. Sedangkan bagi TSTJ juga
dapat mengontrol investor berupa keberadaan tenaga ahli dan tim khusus investor
yang bekerja secara langsung.
2) Promosi
a. Bekerja
sama dengan media partner
Pemaksimalan
kegiatan promosi dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan media partner seperti
Koran, majalah, baliho, media sosial, dan lain-lain. Selain itu, peningkatan
kuantitas dalam promosi juga harus dilakukan agar penginformasian kepada calon
pengunjung tidak terhambat.
b.
Tenaga Ahli
Tenaga Ahli
Pekerjaan
yang dilakukan harus sesuai dengan kemampuan dan keterampilan individu yang
bersangkutan. Dalam arti, untuk melakukan pemasaran diperlukan tenaga ahli yang
memang mumpuni dalam bidang marketing dan menguasai pemasaran berbasis
teknologi.
c. Pemasaran
melalui mahasiswa
Pihak
pengelola TSTJ dapat melakukan kerjasama dengan para mahasiswa, khususnya
mahasiswa area Solo Raya untuk melakukan promosi. Apalagi pengunjung potensial
dari mahasiswa di area Solo Raya sangat besar.
Pemasaran seperti ini bisa menjadi salah satu alternatif
pemasaran yang efektif.
d. Fam
Trip
Agen
travel mempunyai peran dalam meningkatkan kuantitas pengunjung Taman Satwa Taru
Jurug. Pihak pengelola TSTJ dapat bekerjasama dengan agen travel dari luar kota
yang perjalanan wisata mereka melewati TSTJ. Atau, antara pengelola TSTJ dengan
agen travel dapat bekerja sama untuk membuat paket kunjungan khusus ke TSTJ.
e. Duta
Lingkungan Hidup
Taman
Satwa Taru Jurug merupakan salah satu kebun binatang yang menyandang gelar
sebagai lembaga konservasi. Dengan demikian, maka perlu bekerjasama dengan duta
lingkungan hidup untuk membantu penggalakan konservasi hewan dan tumbuhan serta
berperan dalam promosi TSTJ.
f. Duta
Pariwisata
Sama
halnya dengan adanya duta lingkungan hidup, duta pariwisata , putra dan putri
solo juga diperlukan untuk berperan dalam promosi dan dapat menjadi salah satu
kegiatan yang akan menarik perhatian masyarakat.
g. Tren
Gerakan 1 Juta Jempol untuk TSTJ
Gerakan
1 Juta Jempol untuk TSTJ ini dapat dilakukan melalui Facebook, Twitter,
atau dengan menggelar kegiatan khusus pengumpulan tanda tangan di area terbuka.
Semoga Analisis bisnis
kami mengenai Persahaan Daerah TSTJ dapat menjadi gambaran pencapaian TSTJ saat
ini, dan kedepan TSTJ dapat berkembang dan mampu menjadi leader dalam perhimpunan kebun binatang se-Indonesia, serta TSTJ
mampu menjadi maskot salah satu destinasi andalan kota Solo. Mengenai tanggapan
analisis ini dapat dikirim kepada tim kami melalui surel mt.aryati@
gmail.com
G.
LAMPIRAN
Kondisi
hewan ditaman TSTJ yang kurang baik
Kondisi
Flora dan sungai TSTJ sekarang
0 komentar:
Posting Komentar