CFD SEBAGAI LOKASI POTENSIAL MAHASISWA MEMULAI USAHA
Beberapa
perguruan tinggi di Surakarta yang tidak jauh dari titik-titik Car Free Day (CFD) dikawasan Kota Solo
maupun Solo Baru, hal ini merupakan potensi membuka lapangan pekerjaan bagi
Mahasiswa setiap hari Minggu. Pada saat CFD
jalan yang ditutup akan dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan seperti pertunjukan
kesenian, hiburan, permainan anak-anak, olahraga, event, lapak-lapak penjual
aneka macam makanan dan barang lainya. Sehingga wajar bila saat ini kegiatan Car Free Day banyak diminati oleh
masyarakat, dan kemudian menjadi tempat berkumpulnya khalayak umum setiap
minggunya.
Tujuan utama diselenggarakan
Car Free Day memang sebagai alternatif
pengurangan polusi udara akibat kendaraan darat di kawasan tersebut. Namun selain
berdampak positif bagi lingkungan dan kesehatan, CFD berdampak pula pada bidang ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan
lapangan bahwa komposisi lapak pedagang yang lebih banyak mendominasi Car Free Day dari pada lapak seniman.
Berkumpulnya
masyarakat pada Car Free Day dapat
dimanfaatkan menjadi pasar yang sangat potensial bagi Wirausaha muda. Wirausaha
muda khususnya Mahasiswa dapat merealisasikan gagasannya berwirausaha di
lapangan, yang tidak sebatas dalam pembahasan ruang kelas.
Melalui berbagai
kreasi dengan sentuhan kreatifitas dan inovasi dalam menyediakan barang dan
jasa yang akan dijual. Mahasiswa telah mendapatkan keunggulan produk dalam
persaingan pasar. Selain keunggulan barang Wirausaha muda perlu memperhatikan
teori 4 bauran pemasaran guna mencapai penjualan optimal. Teori ini dikenal
dengan “4P” yaitu Produk, Price, Place, and
Promotion.
Memilih kawasan Car Free Day menjadi tempat memulai usaha wirausaha muda merupakan
keunggulan tempat atau place.
Alasanya dikawasan tersebut memiliki banyak konsumen potensial, adapula keuntungan
lain bagi wirausaha muda berjualan di Car
Free Day adalah kebebasan memilih
spot saat membuka lapak dan tidak perlu membayar retribusi alias gratis.
Penghematan
dari tempat yang bebas bayar, dapat dimanfaatkan sebagai mengurangi biaya yang
perlu digunakan untuk membuka usaha, sehingga modal yang digunakan relatif
rendah. Modal rendah dapat berdampak pada harga jual barang relatif bersaing,
sehingga konsumen memilih barang kita. Apabila kemampuan menetapkan harga yang
lebih rendah ini dilaksanakan oleh mahasiswa sang wirausah muda maka ia
memiliki keunggulan harga.
Sedangkan
kunci terakhir adalah cara mempromosikan yang lebih baik. Salah satunya dengan
cara pengemasan. Barang yang sama dengan pengemasan yang menarik terbukti lebih
dipilih konsumen, sehingga wirausaha muda tidak perlu ragu-ragu untuk menjual
ulang barang serupa retail dengan pengemasan yang lebih baik dan harga yang
sesuai.
Sebagai pengusaha muda yang memiliki intelektual tinggi perlu kita lihat
pula dampak yang terjadi selain keuntungan yang kita beroleh dari berjualan di
kawasan Car Free Day, yaitu pasca CFD kita jumpai sampah yang berserakan
dimana-mana. Pemerintah memang tidak pangku tangan tentang persoalan sampah
pasca Car Free Day. Namun petugas kebersihan
sampah dan peralatan yang disediakan pemerintah tersebut masih belum maksimal
dalam menangani sampah CFD.
Sehingga selain dari pemerintah, persoalan sampah merupakan tanggung
jawab kita sebagai Wirausaha. Sebagai bentuk konsekuensi bagi para pedagang
yang barang daganganya menghasilkan sampah setidaknya memiliki tong sampah di
dekat tempat berjualan.
Oleh : Maya Tami Aryati.
Mahasiswa Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
0 komentar:
Posting Komentar